Kamis, 23 Mei 2013

SEJARAH ARSENAL FC

Arsenal F.C

Arsenal
Lambang Arsenal F.C.
Nama lengkapArsenal Football Club
JulukanThe Gunners
Didirikan1886 dengan nama Dial Square
StadionStadion EmiratesLondon,Inggris
(Kapasitas: 60.355[1])
PemilikArsenal Holdings plc
KetuaBendera Inggris Peter Hill-Wood
ManajerBendera Perancis Arsène Wenger
LigaLiga Utama Inggris
Posisi 2012—13ke-4, Liga Utama Inggris
Situs webSitus web resmi klub
Kostum kandang
Kostum tandang
Arsenal Football Club (dikenal pula sebagai Arsenal atau The Gunners) adalah klub profesional Inggris yang berbasis di daerahLondon UtaraLondon. Klub ini kini bermain di Liga Utama Inggris.

Daftar isi

  [sembunyikan

Sejarah klub [sunting]

Era 1886-1980 [sunting]

Arsenal didirikan di daerah Woolwich, bagian tenggara kota London pada 1886 dengan nama Dial Square, lalu dengan cepat berganti nama menjadi Royal Arsenal. Tahun 1891 nama mereka diganti menjadi Woolwich Arsenal. Pada tahun 1913, klub ini pindah ke wilayah utara, tepatnya di daerah Highbury dan membangun Stadion Highbury, yang menjadi markas baru mereka. Saat pindah lokasi itulah, nama depan klub mereka, yaitu Woolwich dihapus sehingga hanya nama Arsenal yang tersisa. Selain itu karena lokasi stadion Arsenal dekat dengan markas Tottenham Hotspur, maka tak heran jika pertandingan Arsenal vs Tottenham Hotspur disebut "North London derby" dan merupakan salah satu derby terpanas di London.
Kejayaan Arsenal di persepak bolaan Inggris pertama kali diawali oleh pelatih Herbert Chapman yang melatih pada rentang tahun 1925-35 dan berhasil menjuarai beberapa kompetisi domestik Inggris (Piala FA, titel Liga Utama, dan Charity Shield) sekaligus mendominasinya dan menjadikan Arsenal sebagai kekuatan paling dominan di Inggris saat itu. Pada rentang 1940an-1960an, Arsenal hanya dapat menambah sedikit koleksi gelar domestiknya. Pada awal 1970an, Arsenal berhasil prestasi terbaik Arsenal di Eropa pertama kali yang terjadi pada musim 1969-70, di ajang Fairs Cup (pendahulu dari Piala UEFA). Arsenal menjadi juara untuk pertama kalinya dan sekaligus terakhir di ajang Fairs Cup (Fairs Cup diganti Piala UEFA sejak musim 1971-72) setelah berhasil mengalahkan klub R.S.C. Anderlecht dengan agregat 4-3 (dengan sistem home and away) Saat itu, klub ini dilatih oleh Bertie Mee. Sepanjang tahun 1980an, Arsenal berhasil menambah koleksi Arsenal dengan beberapa gelar domestik, yaitu Piala Liga pada tahun 1987 dan menjuarai Liga Inggris pada tahun 1989 lewat pertandingan dramatis dengan kompetitor gelar, Liverpool. Namun, Arsenal gagal mengoleksi gelar dari kompetisi Eropa, kalah adu penalti dari Valencia 5-4 pada kompetisi Piala Winners setelah skor tetap 0-0.

Era 1990-sekarang [sunting]

Pada tahun 1991, Arsenal menjadi juara bersama dengan Tottenham di Community Shield setelah hasil kedudukan imbang 0-0 (saat itu, jika kedudukan seri maka kedua tim dianggap juara) . Puasa Arsenal akan gelar dari kompetisi Eropa akhirnya hilang setelah pada musim 1993-94, ditangan pelatih George Graham, Arsenal kembali juara di kancah Eropa, tepatnya di ajang Piala Winners setelah mengalahkan klub Parma FC dengan skor 1-0. Pada musim berikutnya, Arsenal kembali berhasil ke final di ajang yang sama, tapi kali ini mereka dikalahkan oleh Real Zaragoza dengan skor 2-1.
Kedatangan pelatih Arsène Wenger ke Arsenal pada tahun 1996 berhasil membuat Arsenal kembali berjaya dan berhasil merusak dominasi Manchester United di Liga Utama Inggris pada saat itu. Arsenal pun dibawanya berhasil menjadi runner-up di ajang Piala UEFA pada tahun 2000 setelah melawan Galatasaray lewat adu penalti 4-1 setelah kedudukan imbang. Pada musim 2003-04 hingga awal musim 2004-05, Arsenal berhasil mencetak rekor 49 pertandingan tak terkalahkan dan mematahkan rekor milik Nottingham Forest F.C. (42 kali) yang merupakan rekor tak terkalahkan terpanjang di dalam sejarah sepak bola Inggris. Pada musim 2005-06, Arsenal kembali meraih prestasi di kancah Eropa dengan menjadi finalis Liga Champions setelah dikalahkan FC Barcelona 2-1 di Stade de FranceParis.
Setelah mencapai final Liga Champions pada tahun 2006, prestasi terbaik Arsenal hanyalah mencapai babak final pada tahun 2007 dan 2011 pada Piala Liga Inggris, kalah 2–1 dari Chelsea dan kalah dengan skor yang sama dari Birmingham City. Arsenal sudah tidak pernah meraih piala semenjak gelar Piala FA yang didapat pada tahun 2005.
Arsenal di masa kepelatihan Wenger mempunyai kebijakan dalam pembinaan pemain-pemain muda yang tadinya tidak berkualitas maupun pemain berkualitas tapi kurang dikenal menjadi pemain yang mampu menunjukan telenta-talenta yang sangat luar biasa sekaligus diincar klub papan atas Eropa. Selain itu, Arsenal mempunyai kebijakan pemberian kontrak pada pemain yang telah berumur 30 tahun keatas, yaitu tidak lebih dari satu musim saja.

Stadion [sunting]

Sejak berdiri, Arsenal beberapa kali pindah stadion. Mulai dari memakai sebuah lapangan di Woolwich yang bernama Manor Ground, lalu pindah ke London Utara, sekaligus membangun Stadion Highbury dan dipakai pertama kali dipakai pada tahun 1913. Stadion ini dipakai Arsenal hingga pada musim 2005/06 (atau berusia kurang lebih 93 tahun). Pertandingan terakhir yang digelar di Stadion Highbury adalah Liga Utama Inggris, yaitu Arsenal vs Wigan Athletic yang berhasil dimenangkan oleh Arsenal dengan skor 4-2 dengan tiga gol dari Thierry Henry. Stadion ini diganti, dikarenakan kapasitasnya yang terlalu kecil dibanding stadion klub-klub lain, seperti Chelsea F.C..
Sejak bulan Juli 2006 sampai sekarang, klub ini menempati markas barunya, Stadion Emirates yang berkapasitas 60.500 kursi dan terletak di Ashburton Grove dan peresmian pemakaian Stadion Emirates sekaligus pertandingan pertama yang digelar adalah dengan diadakannya sebuah pertandingan persahabatan antara Arsenal dengan para pemain legenda Belanda untuk perpisahan Dennis Bergkamp, seorang mantan penyerang Arsenal.

Selasa, 21 Mei 2013

RENGGEANG


TO MAKAKA DI LOPP0NG

Konon pada Zaman dahulu kala di Desa Renggeang Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat sekitar Tahun  1860 ada seorang keturunan Raja dari Pambaoang/Sendana membunuh Raja yang berkuasa karena ingin merebut kekuasan dan isterinya , setelah membunuh raja dia menyesal dan meninggalkan kampung halamannya dan mengasingkan diri di LOPPONG Desa Renggeang karena yang dibunuh itu adalah saudaranya sendiri dengan penuh penyesalan dia berteriak sambil mengucapkan  “O o o......Puaaaang a’dapangangi todhi batuammu a’dhapanganga todhi Puaaaaang............!!!!!!!... Usosoi alaweu apa namala upatei luluare’u iamodhie kapang siriate”, (ya Allah, ampunilah hamba mu ini, aku menyesal mengapa aku membunuh saudaraku sendiri, mungkin inilah yang namakan iri hati) beberapa tahun kemudian keturunan raja tersebut diserang penyakit lumpuh karena hanya tinggal dihutan-hutan Loppong, keturunan Raja tersebut tidak di kenal Penduduk sekitar LOPPONG Desa Renggeang hanya dikenal dengan nama I TO KADHAE LETTE karena kakinya sakit/rusak dengan kata lain lumpuh sehinnga apabila   berjalan tertati – tati.
Konon ceritatanya ada  Raja dari Kerajaan Bone ingin menguasai Kerajaan Balanipa, Raja Bone tersbut seorang yang amat sakti  madraguna tanpa tandingan, setiap hulubalang dan Pendekar dari Kerajaan Balanipa tidak ada yang mampu melawan dan apabila melawan pasti tewas ditangannya, sehingga Raja Balanipa memerintahkan  bawahannya untuk mencari seorang Pendekar yang dapat melawan dan membunuh Raja Bone tersebut.
Beberapa hari kemudian tersebarlah berita bahwa Raja mencari seorang Pendekar untuk mengusir atau membunuh Raja Bone tersebut, kemudian datanglah I TO KADHAE LETTE menghadap Raja Balanipa.          
        I To Kadhae Lette          :    Puangngu..................Polea die’ apa ui rrangngi maitai  Puangngu....Tau to  namaewa maradiana Bone.
                                                (Tuanku, aku datang menghadap karena saya mendengar tuanku mencari orang yang dapar melawan Raja Bone)
         Maradia (Raja)              :     Ee..........., Kadhae Lette,    mullewandi ...maewa Maradiana Bone Mellamba tammulei...       Occoppai   nasiwatta.
                                                 (Haiii….,, si kaki pincang, mampukah kau melawan Raja Bone?? Berjalan saja engkau tertatih-tatih, apalagi baku parang dengan Raja Bone)
       I To Kadhae Lette          :    Nau  cowai   Puangngu........,      mua  matedha...   So’naimo lao apa kadhae memandi   letteu.(akan ku coba tuanku, apabila aku mati, biarlah karena kaki ku sudah terlanjur pincang/rusak)
Pada suatu waktu itu Raja Bone mengadakan perjudian sabung ayam dan terjadilah keributan sehingga terjadi pertumpahan darah tak seorang pun Hulu Balang kerajaan dan Pendekar Mandar yang mampu menghadapi Raja Bone tersebut, tiba-tiba datanglah I To Kadhae Lette atas perintah Raja untuk menantang Raja Bone tersebut 
I To Kadhae Lette      :  Hei….. to Bone. Iyau mo muewa mua macanga tongano’ o. (heii…. Orang Bone. Sayalah lawanmu apabila kau memang hebat, lawanlah aku….)  
Raja Bone                   :  Apa..!!!!!!   Keppang (pincang) berjalan saja kau tidak mampu, apalagi melawanku untuk berkelahi.  
I To Kadhae Lette       :  Lihat ini buah jeruk yang saya bawa
Lalu I To Kadhae Lette membuang jeruk tersebut ke udara lalu I To Kadhae Lette mencabut pedangnya dengan sangat cepat dan menebas buah jeruk tersebut di udara terbelah dua jatuh ketanah sebelah tertelungkup sebelah menghadap keatas, berkatalah I To Kadhae Lette sambil menunjuk jeruk yang terbelah tersebut : 
● I To Kadhae Lette          :    E....! to Bone....... ! sittengang mo’o tu’u di’e mesa   meuppang mesa tumballe. (Haii…! Orang Bone….! Sepertilah engkau ini, sebelah tengkurap, sebelah terlentang menghadap keatas) (sambil menatap dengan tajam ke Raja Bone)
Raja Bone tersebut marah dan gusar sambil mencabut pedangnya menyerang I To Kadhae Lette.  dengan sikap dan cekatan I To Kadhae Lette berkelebat bagai bayangan menutupi Raja Bone tersebut, tiba-tiba tubuh Raja Bone tersebut menggelepar dan terbelah dua sebelah tertelungkup sebelah menghadap keatas seperti apa yang diucapkan I To Kadhae Lette.
Dengan rasa bangga dan penuh pujian Raja Balanipa bersorak dan memberikan hadiah kepada I To Kadhae Lette dengan gelar TO MAKAKA DILOPPONG dan konon  menurut cerita inilah asal mula turunan /keluarga Pappuangan Renggeang wallahualam dan hadiah lainnya berupa Wilayah kekuasaan Pappuangan Renggeang.
Demekianlah cerita ini saya buat dan jika ada kesamaan  cerita yang ada di masyarakat utamanya di Renggeang itu hanya kebetulan saja, karena cerita yang saya buat ini hanya cerita fiktip belaka.  

                    
Polewali, 24 September 2010 
  PUTRA RENGGEANG,

    AFANDY RAHASIA

RENGGEANG


TO MAKAKA DI LOPP0NG

Konon pada Zaman dahulu kala di Desa Renggeang Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat sekitar Tahun  1860 ada seorang keturunan Raja dari Pambaoang/Sendana membunuh Raja yang berkuasa karena ingin merebut kekuasan dan isterinya , setelah membunuh raja dia menyesal dan meninggalkan kampung halamannya dan mengasingkan diri di LOPPONG Desa Renggeang karena yang dibunuh itu adalah saudaranya sendiri dengan penuh penyesalan dia berteriak sambil mengucapkan  “O o o......Puaaaang a’dapangangi todhi batuammu a’dhapanganga todhi Puaaaaang............!!!!!!!... Usosoi alaweu apa namala upatei luluare’u iamodhie kapang siriate”, (ya Allah, ampunilah hamba mu ini, aku menyesal mengapa aku membunuh saudaraku sendiri, mungkin inilah yang namakan iri hati) beberapa tahun kemudian keturunan raja tersebut diserang penyakit lumpuh karena hanya tinggal dihutan-hutan Loppong, keturunan Raja tersebut tidak di kenal Penduduk sekitar LOPPONG Desa Renggeang hanya dikenal dengan nama I TO KADHAE LETTE karena kakinya sakit/rusak dengan kata lain lumpuh sehinnga apabila   berjalan tertati – tati.
Konon ceritatanya ada  Raja dari Kerajaan Bone ingin menguasai Kerajaan Balanipa, Raja Bone tersbut seorang yang amat sakti  madraguna tanpa tandingan, setiap hulubalang dan Pendekar dari Kerajaan Balanipa tidak ada yang mampu melawan dan apabila melawan pasti tewas ditangannya, sehingga Raja Balanipa memerintahkan  bawahannya untuk mencari seorang Pendekar yang dapat melawan dan membunuh Raja Bone tersebut.
Beberapa hari kemudian tersebarlah berita bahwa Raja mencari seorang Pendekar untuk mengusir atau membunuh Raja Bone tersebut, kemudian datanglah I TO KADHAE LETTE menghadap Raja Balanipa.          
        I To Kadhae Lette          :    Puangngu..................Polea die’ apa ui rrangngi maitai  Puangngu....Tau to  namaewa maradiana Bone.
                                                (Tuanku, aku datang menghadap karena saya mendengar tuanku mencari orang yang dapar melawan Raja Bone)
         Maradia (Raja)              :     Ee..........., Kadhae Lette,    mullewandi ...maewa Maradiana Bone Mellamba tammulei...       Occoppai   nasiwatta.
                                                 (Haiii….,, si kaki pincang, mampukah kau melawan Raja Bone?? Berjalan saja engkau tertatih-tatih, apalagi baku parang dengan Raja Bone)
       I To Kadhae Lette          :    Nau  cowai   Puangngu........,      mua  matedha...   So’naimo lao apa kadhae memandi   letteu.(akan ku coba tuanku, apabila aku mati, biarlah karena kaki ku sudah terlanjur pincang/rusak)
Pada suatu waktu itu Raja Bone mengadakan perjudian sabung ayam dan terjadilah keributan sehingga terjadi pertumpahan darah tak seorang pun Hulu Balang kerajaan dan Pendekar Mandar yang mampu menghadapi Raja Bone tersebut, tiba-tiba datanglah I To Kadhae Lette atas perintah Raja untuk menantang Raja Bone tersebut 
I To Kadhae Lette      :  Hei….. to Bone. Iyau mo muewa mua macanga tongano’ o. (heii…. Orang Bone. Sayalah lawanmu apabila kau memang hebat, lawanlah aku….)  
Raja Bone                   :  Apa..!!!!!!   Keppang (pincang) berjalan saja kau tidak mampu, apalagi melawanku untuk berkelahi.  
I To Kadhae Lette       :  Lihat ini buah jeruk yang saya bawa
Lalu I To Kadhae Lette membuang jeruk tersebut ke udara lalu I To Kadhae Lette mencabut pedangnya dengan sangat cepat dan menebas buah jeruk tersebut di udara terbelah dua jatuh ketanah sebelah tertelungkup sebelah menghadap keatas, berkatalah I To Kadhae Lette sambil menunjuk jeruk yang terbelah tersebut : 
● I To Kadhae Lette          :    E....! to Bone....... ! sittengang mo’o tu’u di’e mesa   meuppang mesa tumballe. (Haii…! Orang Bone….! Sepertilah engkau ini, sebelah tengkurap, sebelah terlentang menghadap keatas) (sambil menatap dengan tajam ke Raja Bone)
Raja Bone tersebut marah dan gusar sambil mencabut pedangnya menyerang I To Kadhae Lette.  dengan sikap dan cekatan I To Kadhae Lette berkelebat bagai bayangan menutupi Raja Bone tersebut, tiba-tiba tubuh Raja Bone tersebut menggelepar dan terbelah dua sebelah tertelungkup sebelah menghadap keatas seperti apa yang diucapkan I To Kadhae Lette.
Dengan rasa bangga dan penuh pujian Raja Balanipa bersorak dan memberikan hadiah kepada I To Kadhae Lette dengan gelar TO MAKAKA DILOPPONG dan konon  menurut cerita inilah asal mula turunan /keluarga Pappuangan Renggeang wallahualam dan hadiah lainnya berupa Wilayah kekuasaan Pappuangan Renggeang.
Demekianlah cerita ini saya buat dan jika ada kesamaan  cerita yang ada di masyarakat utamanya di Renggeang itu hanya kebetulan saja, karena cerita yang saya buat ini hanya cerita fiktip belaka.  

                    
Polewali, 24 September 2010 
  PUTRA RENGGEANG,

    AFANDY RAHASIA